Saya ingin mewawancara tentang keseharian Bapak, opini Bapak tentang negara dan pendidikan, dan hal-hal lain yang semacam itu.”Īku menarik napas dan melanjutkan. Kepala buletin menyarankan saya meliput guru favorit saya, jadi saya pikir baiknya saya datangi Bapak langsung untuk membuat janji. “Jadi saya punya tugas untuk mewawancarai tokoh-seperti yang tadi saya bilang,” aku membuka penjelasan. ![]() yah, aku menenangkan diri, setidaknya ini bukan kebohongan yang merugikan. Mungkin karena aku, orang yang biasa jujur, berbohong untuk sebuah ambisi. Aku merasakan ruang guru yang berAC ini sangat gerah. Ya, sejak kapan khayalan bisa disangka? batinku menanggapi konyol. Saya tak menyangka kau anak yang aktif berorganisasi.” “Tiap satu atau dua minggu kami mengadakan pertemuan, Pak,” jawabku, “Kami menerbitkan satu buletin tiap bulan.” Seberapa aktif grup buletin itu?” tanya beliau ramah, seperti biasanya. “Tidak jauh dari sini, Pak, jalan Karya Bakti…” ![]() ![]() “Hm, begitukah? Dimana kamu tinggal?” Pak Feril bertanya, seolah mengonfirmasi. Entah ide grup buletin itu konyol atau tidak, tapi itu satu-satunya yang terlintas di otakku yang tidak seberapa padat isi. Saya ikut grup buletin mingguan di lingkungan rumah, dan kali ini saya dapat giliran meliput tokoh,” aku berbohong.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |